Senin, 08 September 2014

Casspir, Rantis Anti-Ranjau Milik Kopassus

Casspir Kopassus
Sebelum hadirnya rantis anti-ranjau Mamba, satuan gultor Kopassus menggunakan rantis Casspir. Kendaraan yang juga tergolong MPV (Mine Protected Vehicle) itu dibeli pada tahun 2003 dan dikirim pada tahun 2004 sebanyak dua unit, unit bekas AB Afrika Selatan. Casspir merupakan rantis kelas MPV yang legendaris dan terbukti keandalannya di medan perang (battle proven). Dikembangkan CSIR (Council for Scientific and Industrial Research) pada masa perang saudara Afrika Selatan dan Namibia ketika rezim Apartheid berupaya meredam pemberontakan kaum kulit hitam. Produksi awal Casspir Mk1 sebanyak 200 unit dimulai tahun 1979. Produksi Casspir dilanjutkan TFM Limited pada 1981 dengan seri Casspir Mk II. Tidak ada perbedaan berarti Mk I dengan Mk II, hanya palka samping dihilangkan karena dinilai tidak efektif dan penambahan daya mesin serta perubahan axle. Total produksi Casspir Mk I dan Mk II mencapai 2500 unit hingga tahun 1996. TFM diambil oleh Reumech menjadi Reumech OMC pada tahun 1997. Kepemilikan Reumech OMC beralih ke Vickers Defense System Inggris menjadi Vickers OMC pada tahun 1999. Berubah lagi pada tahun 2002 ke Alvis OMC setelah diambil Alvis Inggris dan terakhir pada tahun 2004 diakuisi Bae System menjadi Bae Systems Land System OMC mulai mengembangkan Casspir Mk III. Untuk Casspir Mk IV memakai mesin Cummins BT6 6,7 liter diesel berdaya 220 kW dengan sistem tranmisi Allison 3000. Kini Bae System Land System OMC tengah menawarkan versi lanjut Casspir Mk VI, bobot 14,320 ton, berpenggerak 6×6 dengan kapasitas 16 penumpang berdaya penggerak mesin Ural.
Casspir Mk II
Pada Agustus  1998, AB India memberi kontrak ke Reumech OMC untuk pembelian 90 unit Casspir Mk II 4×4 bekas Afrika Selatan yang direkondisi seharga 140 ribu Dollar per unit. Kendaraan tersebut digunakan pasukan India dalam konflik bersenjata di Jammu dan Kashmir. Namun India memodifikasi Casspir Afrika Selatan dengan mesin penggerak dan sistem transmisi produk lokal agar memudahkan perawatan dan menghemat biaya operasional. Sistem penggerak memakai mesin diesel Tata 697 TC berdaya 157 DK pada 2800 rpm. Mesin dipadu dengan sistem transmisi Tata GBS-50 dengan 5 gigi maju dan 1 gigi mundur. Gardan depan dan belakang juga memakai produk Tata. Untuk pangsa pasar ekspor, Casspir bisa dikustomisasi sistem penggeraknya. Bisa memakai mesin diesel 6 silinder ADE berdaya 170 DK atau mesin Mercedes Benz OM-352A diesel berdaya 166 DK. Demikian juga sistem transmisinya. Sebelumnya dua unit Casspir sudah mengalami evaluasi pengujian sejauh 9 ribu kilometer. Mengalami 4 uji ledakan termasuk satu ranjau anti-tank dan empat bahan peledak rakitan atau IED (Improved Explosive Device) yang sering dijumpai di wilayah Jammu dan Kasmir. Pada tahun 2001 India membeli lagi sebanyak 75 unit Casspir. Dari pengalaman meretrofit Casspir, India merancang kendaraan pengangkut personel anti-ranjau buatan lokal seperti jeep Mahindra kapasitas 6 orang, Ashok Lelyland kapasitas 12 orang, dan Medak’s Ordnance Stallion dengan harga lebih murah.
Casspir Mk VI
Desain khasnya adalah lambung kendaraan yang bererbentuk V yang bertujuan meredam dan memantulkan sebagian daya ledak ranjau. Lambung kendaraan sanggup menahan ledakan dua ranjau anti-tank TM-57 secara beruntun. Jika rodanya menginjak hingga meledak satu buah ranjau anti-tank TM-57 maka perlu waktu kurang dari 2 jam untuk perbaikan di tempat sebelum bisa melanjutkan perjalanan lagi. Jika terkena beberapa ledakan ranjau secara beruntun, perlu 8 hingga 12 jam perbaikan. Bodi lambung monokok dari pelat baja anti peluru yang dilas. Lapisan baja zirah Casspir mampu meredam tembakan peluru senapan kaliber 5,56 dan 7,62 mm NATO juga pecahan proyektil. Dengan spesifikasi khusus bisa dibuat tahan tembakan senapan mesin penembus baja (anti-material) kaliber 7,62 mm. Kaca kendaraan setebal 53 mm tahan terhadap tembakan peluru kaliber 7,62 mm.
Roda Casspir dirancang mampu meredam 3 ledakan beruntun ranjau anti-tank TM-57, setara dengan 21 kg TNT. Sedangkan bawah lambung bisa menahan 2 ledakan beruntun TM-57 atau setara dengan 14 Kg TNT. Kabin awak  memuat 2 orang personel, satu sopir di sebelah kanan dan komandan di sebelah kiri sekaligus mengoperasikan senapan mesin dikubah jika diinstal. Kabin penumpang memuat 10 orang dengan posisi 5 tempat duduk berhadapan. Tiap sisi samping kabin penumpang dilengkapi dengan 6 lubang tembak. Di atap kabin penumpang terdapat 6 buah palka, di atas sopir dan komandan juga terdapat palka dilengkapi dengan sebuah atau sepasang senapan mesin. Personel keluar masuk lewat dua daun pintu di belakang kendaraan yang digerakkan dari ruang kru. Bobot kosong kendaraa berkisar 10 ton hingga 11 ton, kecepatan maksimum 90 km per jam. Dilengkapi tanki air bersih kapasitas 200 liter dan dua buah ban cadangan. Jarak jelajah mencapai 800 km untuk perjalanan sekitar seminggu. Kapasitas tanki bahan bakar 220 liter, bersama mesin dan sistem transmisi ditaruh di dalam bodi kendaraan supaya aman dari ledakan ranjau dan tembakan peluru. Selain konfigurasi angkut personel, Casspir juga bisa dikonfigurasi sebagai ambulan, penembak mortir atau roket anti-tank, tanki bahan bakar, kendaraan servis, dan pembersih ranjau.
Kendaraan angkut personel taktis anti-ranjau 4 WD seperti Casspir memiliki tingkat perlindungan setara panser yang lebih berat dan mahal namun memiliki fleksibilitas yang lebih gesit di medan yang sempit. Harganya pun lebih murah dan manufakturnya lebih mudah dari panser, rasanya cukup layak dikembangkan oleh industri lokal. Tidak cukup jika Indonesia hanya mempunyai dua biji saja.

0 komentar: